Social Icons

Pages

Featured Posts

Thursday, June 12, 2014

MATEMATIKA TUGAS

APLIKASI INVERS FUNGSI, LIMIT FUNGSI, KOMPOSISI FUNGSI DALAM KEHIDUPAN A. PENERAPAN KOMPOSISI FUNGSI DAN INVERS Teori komposisi fungsi dan invers mungkin hanya biasa kita lihat, dengar, atau bacadalam mata pelajaran matematika. Namun, jika kita kaji lebih dalam lagi, penerapan teorikomposisi fungsi dan invers dapat kita temukan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,Berikut beberapa penerapan ilmu matematika tentang komposisi fungsi dan inversdalam kehidupan sehari-hari.1. Proses pembuatan buku diproses melalui 2 tahap yaitu tahap editorial dilanjutkandengan tahap produksi. Pada tahap editorial, naskah diedit dan dilayout sehinggamenjadi file yang siap dicetak. Kemudian, file diolah pada tahap produksi untuk mencetaknya menjadi sebuah buku. Proses pembuatan buku ini menerapkan algoritmafungsi komposisi. 2. Untuk mendaur ulang logam, awalnya pecahan logam campuran dihancurkan menjadiserpihan kecil. Drum magnetic pada mesin penghancur menyisihkan logam magneticyang memuat unsure bes. Lalu sisa pecahan logam dikeruk dan dipisahkan, sedangkanserpihan besi dilebur menjadi baja baru. Proses pendaur ulang logam tersebutmenggunakan fungsi komposisi. 3. Sebuah lempeng emas yang dapat dibentuk menjadi berbagai perhiasan jugamenerapkan fungsi komposisi. 4. Di bidang ilmu yang lain fungsi komposisi dan inver juga di terapkan seperti: a. Di bidang ekonomi : digunakan untuk menghitung dan memperkirakan sesuatuseperti fungsi permintaan dan penawaran. b. Di bidang kimia : digunakan untuk menentukan waktu peluruhan unsur. c. Di bidang geografi dan sosiologi : digunakan untuk optimasi dalam industry dankepadatan penduduk. d. Dalam ilmu fisika sering digunakan persamaan fungsi kuadrat untuk menjelaskanfenomena gerak.5. Dengan menggunakan komposisi warna, pada mesin cetak dapat dihasilkan warnabaru. Pembuatan warna tersebut menerapkan fungsi komposisi. Ada berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan denganmenggunakan fungsi komposisi seperti uraian berikut. a. Harga jual p dari suatu komoditas ekspor hasil hutan dan jumlah terhual x,memenuhi persamaan P = ¼ x + 150 dengan 0 ≤ x ≤1.000 Misalkan biaya C dari produksi per unit adalah Jika kita mempelajari dan memahami fungsi komposisi dengan baik, kita dapatmenentukan biaya C sebagai fungsi dan harga p ketika semua unit yang diproduksiterjual7. Penerapan komposisi fungsi juga terdapat dalam permainan sepak bola sepertiPenyusunan pemain atau formasi pemain dalam tim. B. PALIKASI LIMIT FUNGSI bidang teknik informatika ======================================... kalau di bidang informatika itu untuk membuat kecerdasan buatan, kakakku suka bikin hasilnya dari perhitungan limit kronologisnya begini, misal yahoo nich..jika kita menjawab kita langsung dapat dua point, trus jika jika kita dapat best answers otomatis dapat 10 point, trus ada perhitungan sampai jawabannya 7 bulan yang lalu, dua menit yang lalu, gak mungkinkan manusia yang menhitungnya didalam source code dan database suatu website terdapat salah satunya yang bernama limit ======================================... bidang kedokteran ======================================... misalnya untuk menghitung kerusakan dari jantung, yang hasilnya ditampilkan oleh USG, ritme ritme detak jantung pada kasus cardiac carest ( cari aja digoogle artinya ) detak jantuk tidak berirama, maka seorang dokter harus menganalisa..dimana sich posisi letak kerusakan pada jantung sedangkan hanya melihat dari hasil USG tadi data datanya..padahal sel-sel dijantung kan banyak, nah fungsi limit ini dibutuhkan untuk menebak dimana luas area yang rusak contoh lain adalah populasi bakteri atau virus dan kemungkinan berapa persen virus itu menular dengan melalui udara, area kontribusi dan kecepatan angin dihitung grafiknya melalui limit ======================================... bidang fisika ================================ menghitung rotasi bumi dan benda benda lain yang berbentuk elips kaya komet rotasinya kan elips, menghitung kekuatan aus besi apabila bergesekan dengan air asin pada teknologi perkapalan, apakah kapal laut tahan gak apabila berlayar selama 6 bulan berurut turut, sedangkan besi apabila bergesekan dengan garam bersifat korosif ada ribuan manfaatnya disinu ======================================... bidang planologi & lain lain ======================================... menentukan areal kerusakan pada saluran air, padahal kan saluran air kan didalam tanah tuh, nah darimana PDAM tahu ?? apakah semua area saluran air digali, gak kan, itu diketahui dengan menggunakan kalkulus, limit temasuk didalamnya SUMBER :https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110228022131AAs0vXT

Thursday, October 10, 2013

Ketuwen di Tengah Peralihan Budaya Masyarakat Kaliwungu

Sejak Kaliwungu diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Jawa bagian utara oleh Bupati Kendal, menjadi tanda tanya sebagian masyarakat Kaliwungu. Kekhawatiran ini wajar, mengingat belum adanya informasi dan sosialisasi yang akurat dari pemerintah tentang apa itu KEK, dan bagaimana manfaat KEK untuk masyarakat Kaliwungu. Kekhawatiran – kekhawatiran yang berkembang di masyarakat jika ditelusuri ada tiga macam. Yakni kekhawatiran ekonomi, kekhawatiran sosial budaya, dan kekhawatiran tataruang kota. Potret kekhawatiran tersebut jangan sampai dibiarkan begitu saja. Apa yang terjadi terhadap Jakarta, Semarang, dan kota –kota besar lainnya jangan sampai terulang di Kaliwungu. Kaliwungu adalah kota santri. Julukan yang melekat ini tidaklah ringan untuk disandang. Meskipun fakta berbicara kalau di Kaliwungu banyak dijumpai pondok persantren, dan itu merupakan pusat pembelajaran agama. Bahkan kondisi kesantrianpun dapat dilihat dari budaya masyarakat setempat. Kesantrian masyarakat Kaliwungu ternyata memberi warna terhadap budaya (baca : tradisi). Yang inilah menjadi pembeda antardaerah. Perbedaan inilah yang sebenarnya memberi khasanah budaya bangsa ini. Dan marilah tradisi-tradisi ini terus kita pelihara, meskipun terjadi peralihan paradigma masyarakat. Lain ladang lain belalang. Lain ladang lain belalang itulah ungkapan yang tepat untuk menyikapi keanekaragaman budaya negeri ini. Maka tidaklah berlebihan jika negeri kita mendapat julukan negeri sejuta pesona. Baik pesona alam maupun pesona budaya. Budaya yang berkembang tidak lepas dari pengaruh kenyakinan masyarakat setempat. Seperti agama yang dianutnya. Contohnya ketika kebahagian menyambut Iedul Fitri muncullah budaya halal bil halal. Ketika Iedul Adha masyarakat Demak mengadakan Gerebek Besaran. Ada pula Sekaten di Solo. Dug deran dan budaya padusan menjelang Romadhon pun terpelihara dengan baik oleh masyarakat kita. Salah satu dari budaya yang berkembang di tengah masyarakat adalah Ketuwinanan. Budaya ini memang kurang populis bagi masyarakat di pesisir utara. Namun kalau kita dekati secara ilmu budaya, ketuwinan ini memberi pembelajaran yang luar biasa kepada masyarakat. Cuman sayang budaya ini hanya ada di kecamatan Kaliwungu. Yakni sebuah kota kecil yang di sebelah barat kota Semarang. Bagi masyarakat Kaliwungu Ketuwin merupakan hari raya ketiga setelah Iedul Fitri dan Iedul Adha. Sehingga orang-orang tua terdahulu sering menyebutnya Bodho Ketuwin. Ketuwin secara morfologi berasal dari kata dasar tuwi – nuweni – ketuwin. Tuwi berarti tilik, nuweni (nilik’i : mengunjungi), ketuwin (saling mengunjungi ). Tradisi Ketuwinan Mengapa masyarakat Kaliwungu begitu antusias memelihara budaya Ketuwinan ? Pertama Ketuwinan merupakan implementasi dari silahturohim. Penggambaran silaturrohim di ketuwinanan adalah weh – wehan. Kedua waktu penyelenggaraan di bulan Maulud yakni bulan ketiga di kalender Hijriyah. Pada bulan Maulud semua masyarakat dunia bergembira karena pada bulan ini Allah SWT telah mengirimkan sosok manusia yang menjadi suri tauladan dan memberi keberkahan seluruh umat manusia yakni Muhammad SAW. Kebahagian itu juga dirasakan oleh masyarakat Kaliwungu. Kekegembiraan itu sudah tergambar ketika memasuki hari – hari terakhir di bulan Safar. Di hari terakhir bulan Safar masyarakat Kaliwungu menyelenggarakan Rebo Pungkasan. Rebo Pungkasan berarti Rabu terakhir di bulan Safar. Acara Rebo Pungkasan adalah berzanji ( baca kitab maulud) dilaksanakan pagi hari. Di mulai pukul 05.30 WIB. Seluruh masyarakat tumpah ruah mendatangi musholla-musholla atau surau-surau dengan membawa jajan yang sudah disiapkan dini hari. Ternyata Rebo Pungkasan menjadi awal diadakannya weh-wehan di sore hari. Weh-wehan yaitu saling bertukar jajan. Weh-wehan dilaksanakan setiap hari Kamis setelah anak-anak kecil pulang madrasahan. Selain itu, Rebo Pungkasan juga sebagai pembuka diadakan berzanji malam hari di musholla sampai tanggal 12 Maulud. Ketiga adanya motivasi untuk berkarya dan berprsetasi. Perwujudan berkarya di saat Ketuwinan seperti membuat teng – tengan, menginovasi pembuatan manggar dan menciptakan aneka makanan. Sedangkan wujud dari prestasi, diadakannya lomba – lomba untuk anak – anak madrasahan. Seperti lomba baca maulud, khitobah, kaligrafi, dan seni baca Al qur’an. Keempat penyelamat makanan tradisional. Di saat ketuwinan banyak makanan khas rakyat dimunculkan kembali. Seperti sumpel, kupat jembut, ketan abang ijo, ketan srondeng, kicak, dan klepon. Ada apa dengan Weh-wehan Weh-wehan merupakan perwujudaqn dari silaturrohim ? Weh-wehan berasal dari kata weneh (bahasa Jawa yang berarti diberi). Weh-wehan merupakan kata ulang / reduplikasi yang bermakna saling. Sehingga weh-wehan bermakna saling memberi / bertukar jajan. Ketika proses saling memberi terjadilah hubungan saling mengunjungi. Namun demikian, hakikat weh-wehan tidak sebatas saling tukar jajan atau mengunjungi saja . Menurut para kiai sepuh di Kaliwungu bahwa weh-wehan memberi pembelajaran yang sangat mulia. Pertama weh-wehan bermakna berbagi kebahagian. Pada weh-wehan semua anak membaur jadi satu. Tidak dipandang si kaya atau si miskin, muslim atau nonmuslim. Kondisi ini sesuai dengan misi nabi Muhammad SAW diturunkan ke bumi yakni sebagai rohmatalil alamin. Kedua dengan Weh-wehan diharapkan muncul budaya tepo sliro (saling menghormati). Ketiga lewat budaya weh-wehan diharapkan akan tumbuh budaya sodaqohan. Keempat ta’arufan yang artinya saling kenal. Sumpel Ketuwin terasa kurang jos jika tidak ada sumpel. Sumpel diyakini merupakan makanan khas Kaliwungu. Sehingga setiap kali peringatan ketuwin digelar ada beberapa hal yang tidak dapat ditinggalkan yakni memasang teng-tengan di depan rumah, mauludan / berzanji setiap hari, dan weh – wehan. Dari semua kegiatan di bulan Maulud weh – wehan banyak menyita perrhatian, karena pada kegiatan itu muncullah beberapa makanan khas Kaliwungu. Salah satunya adalah sumpel. Sumpel adalah makanan berbahan dasar beras yang dibungkus daun bambu dan berbentuk segitiga. Pasangan sumpel adalah sambel kelapa. Memasak sumpel seperti layaknya memasak lontong atau ketupat. Kesulitan membuat sumpel adalah sulitnya mencari daun bambu yang ukurannya besar. Padahal di Kaliwungu sekarang ini untuk mencari daun bambu yang idial untuk membuat sumpel sangat sulit. Sehingga tak jarang mereka pesan kepada orang lain yang bertempat tinggal di luar Kaliwungu. Mengapa sumpel menjadi makanan khas ketuwin. Ternyata bentuk sumpel inilah yang mengandung makna filosofis. Sumpel berbentuk segitiga ketika diposisikan berdiri. Dengan demikian hanya ada satu ujung (sudut) yang berada di atas. Sedangkan ujung (sudut) yang lain berada di bawah kanan kiri. Ujung di atas merupakan perlambang hablu minallah ( selalu ingat kepada Allah SWT). Sedangkan ujung bawah kanan kiri, merupakan perlambang hablu minannas ( hubungan antarmanusia ). Semoga ketuwinan di Kaliwungu akan terus memberi berkembang dan memberi kemanfaat. Amin

tradisi syawalan

Tradisi Syawalan merupakan salah satu kebudayaan yang berupa berupa percampuran dua budaya yaitu Islam dan Hindu. Hal ini dikarenakan daerah Kaliwungu merupakan daerah pantai utara Jawa sehingga mendapat pengaruh budaya Islam yang bercampur dengan budaya jawa sehingga yang muncul adalah budaya pesisiran atau Islam pesisiran. Budaya pesisiran tersebur adalah peringatan wafatnya seorang tokoh karismatik yang dihormati di Kaliwungu atau khoul. Tradisi tersebut muncul secara turun temurun dan berkembang hingga sekarang. Tradisi Syawalan Kaliwungu merupakan wujud penghormatan terhadap leluhur yang diwujudkan dengan berbagai kegiatan keagamaan. Tradisi Syawalan mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan zamannya. Permasalahan dalam skripsi ini yaitu mengenai bagaimana sejarah awal perkembangan tradisi Syawalan, bagaimana pelaksanaan tradisi Syawalan sebelum tahun 1980 serta perkembangan tradisi Syawalan pada masa kini. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui bagaimana awal muncul tradisi Syawalan, (2) untuk mengetahui perkembangan dalam upacara tradisi Syawalan, (3) Untuk mengatahui pelaksanaan upacara Tradisi Syawalan pada masa sekarang. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode historis. Penulisan ini melalui 4 tahap: 1. Heuristik 2. Kritik sumber yang meliputi kritik ekstern dan kritik intern, dan dalam kritik intern ini terdapat penilaian intrinsik. 3. Interpretasi, yaitu Tahap ini merupakan usaha menghubungkan dan mengaitkan kaitan fakta sehingga menghasilkan suatu kesatuan yang bermakna. 4. Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Syawalan mengalami perkembangan dalam hal pelaksanaan kegiatan. Pada awalnya Syawalan adalah acara ziarah dan tahlil di makam KH. Asy’ari yang dilakukan setiap tanggal 8 Syawal. Sebelum tahun 1980 acara khoul dilakukan secara sederhana tanpa adanya campurtangan dari pihak pemerintah setempat. Pelaksanaan hanya sebatas warga masyarakat Kaliwungu. Dalam perkembangannya pada tahun 1980 sampai 2008 diadakan penambahan kegiatan yaitu berupa pengajian, sama’an Al Qur’an dan hataman, kirab kelambu makam KH. Asy’ari. Penambahan kegiatan yang lebih bersifat keagamaan menyebabkan perubahan dalam waktu pelaksanaan yaitu mulai tanggal 5 Syawal sampai tanggal 8 Syawal. Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Masyarakat Kaliwungu agar menggali potensi kebudayaan daerah yang ada sehingga menarik bagi para pengunjung, 2) bagi Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kendal Tradisi Syawalan ini dapat dijadikan aset budaya daerah sekaligus sebagai wisata religi di Kabupaten Kendal.